Cinta yang Baru - Ahimsa Azaleav




Oke, sepertinya ini buku tentang penemuan pasangan hidup alias jodoh. Di bagian awal, buku ini terasa melow melow nuansa orang galau jodoh. Ah, kok males ya mau baca.. maklum, moodnya nggak lagi galau jodoh. Wkwk.

Beberapa halaman membaca buku ini, yang isinya timeline hidup tentang lelahnya bekerja kantoran, dan sampailah pada kalimat yang waktu itu sempat dipikirkan "Nikah aja lah, capek kayak gini terus. Kalau nikah kan asyik. Ada yang jemput, tak perlu lagi naik transportasi sambung menyambung. Kalau sakit ada yang memperhatikan. Dan sebagainya."

Well, sampai di sini, aku berhenti, berpikir, kok aku nggak pernah ya kepikiran hal seperti itu? Hal tentang capek kerja terus pengen nikah aja. Ehm, mungkin karena aku nggak merasakan capeknya kerja kantoran dan hidup di Jakarta berangkat jam 6 pagi pulang jam 8 malam, kali ya. Pikiran seperti itu, mengingatkanku tentang postingan dari akun ukhti, akun nikah muda, dan akun-akun model itu, yang intinya hampir sama, solusi dari hal-hal capek yang wanita alami adalah dengan menikah. Is that for real?? Entahlah. Sampai di bagian ini, barulah aku jadi penasaran untuk melanjutkan membaca buku ini, pengen tahu, sebetulnya apa sih yang mau disampaikan lewat buku ini.

Cerita berlanjut tentang usaha penulis memperjuangkan passionnya meskipun itu tidak mudah. Memiliki seorang Abah yang begitu mendukung dan selalu mengingatkan agar selalu fokus pada tujuan hidup tentu adalah hal yang harus disyukuri.

"Jangan pernah lelah, mungkin mereka sudah menikmati jalan mereka. Dan kita, masih mencari kendaraan yang tepat berada di jalan kita. Jangan merasa kecil, apalagi menyerah".

Ah, baiklah ini memang buku tentang penemuan jodoh 😅 dan sedikit tentang pencapaian cita-cita yang sesuai passion. Dan bagaimana melakukan semua hal dengan hanya berdasar untuk mendapatkan ridho Allah.

Tentang proses meraih mimpi. Buku ini, bagus sekali untuk membantu memotivasi diri agar terus berjuang dan percaya dengan segala ketentuan Allah. Percaya bahwa Allah kan memberikan pertolongan-Nya jika yakin pada-Nya.

"Sesederhana apapun hidup yang kita jalani, ada bertebaran hikmah yang selalu siap dipungut dan disebarkan lagi."

Bagian penutup buku ini menjadi kunci. Jika di awal dituliskan pikiran praktis perempuan tentang menikah menjadi solusi, maka setelah pemaparan kisah hidup penulis menemukan cinta baru dengan pahit manisnya, buku ditutup dengan sebuah hikmah. Bahwasanya untuk menikah kita harus meluruskan niat.

"Karena menikah tidak menghilangkan capek, karena menikah tidak sesingkat menemani kuliah lagi, juga bukan untuk sekedar mencari teman mengobrol untuk mengatasi sepi."

Buku ini, ... bagus. Isinya memang lebih tentang membangun sebuah pernikahan. Cerita biasa, basic, kehidupan sehari-hari. Memang seperti itu hidup. Tapi kisah itu dituliskan dengan sangat baik. Penuh perasaan. Pokoknya bagus aja gitu bacanya enak. Tidak terkesan menggurui, tidak ada judgment.

Hidup memang tidak selalu manis, tapi semua ada hikmahnya. Tinggal bagaimana kita mengatur sudut pandang kita terhadap masalah yang sedang dialami.

Terkadang, kita memang butuh buku-buku tentang sederhanya hidup. Bukan tentang persoalan-persoalan dunia hiruk pikuk di luar sana. Bukan tentang ambisi. Bukan pula buku cinta menye-menye. Seperti buku ini. Hadir untuk mengingatkan kembali tentang tujuan hidup kita sebenarnya.

Terima kasih. Buku ini menginspirasi.

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar