"Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya. Kemudian, satu orang tersebut akan menjadi bagian terbesar dalam agendamu. Dan hatimu takkan memberikan pilihan apa pun kecuali jatuh cinta, biarpun logika terus berkata
bahwa risiko dari jatuh cinta adalah terjerembab di dasar nestapa."
Barisan kalimat pembuka yang ... puitis.
Membaca buku ini, aku seperti membaca puisi. Kalimat-kalimat yang ditulis Bung Fiersa, seperti bersajak. Padahal, nggak juga. Tapi terasa menyenangkan dibaca. Apalagi kalau kalian ini adalah follower-nya Bung Fiersa, baik di instagram atau twitter, pasti udah nggak heran kalau dia biasa membuat caption yang puitis.
Tipe-tipe kalimat yang bikin cewe2 baper. Hihi.
Baca sore-sore kala hujan sambil ngeteh hangat, syahdu sudah.
Buku ini bukan novel. Pengen mengutip beberapa kalimat dari buku, tapi semua berasa kutip-able 😂
Btw, waktu scrolling timeline twitter beberapa hari yang lalu, kan lagi viral Dian Sastro membaca buku karya Seno Aji Darma yang judulnya Sepotong Senja untuk Pacarku. Dian berperan sebagai Alina. Terus baca reply-an2anya, ada yang bilang, penghayatan Abimana bagus. Cuss klik link yutubnya.
Aaa bagus bangett 💕
Terus aku kebayang kalau bukunya Bung Fiersa ini juga dibaca sama Abimana... mesti berlipat2 kerennya. Wqwq
"Adalah malam yang membuat pagi belajar bersinar.
Adalah hening yang membuat bising belajar mendengar.
Adalah sejarah yang membuat masa depan belajar menghargai.
Adalah luka yang membuat sehat belajar bersyukur.
Adalah patah hati yang membuat jatuh hati belajar mendarat.
Adalah kau yang membuat aku belajar menjadi aku."
Kalimat terakhir,
"Adalah kau yang membuat aku belajar menjadi aku."
Aku suka bangeeett...
0 komentar:
Posting Komentar